Senin, 13 Juli 2015

Pengantin Sahur, Tradisi Unik Masyarakat Inhil

Pengantin Sahur, Tradisi Unik Masyarakat Inhil

 TEMBILAHAN HULU - Sangat unik tradisi yang dimiliki warga Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) untuk membangunkan masyarakat setempat untuk sahur. Tradisi yang mereka miliki disebut Pengantin Sahur yang hingga saat ini masih bertahan.
Dari cerita warga setempat, tradisi ini diperkirakan telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Tradisi ini saban tahun selalu ditunggu-tunggu warga, karena hanya digelar pada saat membangunkan sahur di bulan Ramadan.
“Tradisi Pengantin Sahur ini telah dilakukan sejak dulu dan hanya ada pada bulan Ramadan, untuk membangunkan warga yang akan bersahur,” ungkap Ketua Pemuda Desa Pulau Palas, Harianto. Minggu (28/6/2015).
Yang menjadi pengantin dalam kegiatan ini adalah dua orang pria yang bersedia dirias layaknya pengantin asli dengan mengenakan lengkap pakaian pengantinnya. Uniknya, pengantin ‘wanita’ nya seperti asli, padahal yang dirias itu adalah seorang pria.
Untuk mengadakan kegiatan ini memerlukan dana lumayan besar, karena harus menyewa pakaian pengantin dan biaya membeli premium untuk menghidupkan genset dan keperluan peralatan pendukung lainnya. Maka, warga biasanya secara patungan menyediakan dana bagi berlangsungnya kegiatan tersebut.
Pada pukul 01.00 WIB dinihari pasangan pengantin ini diarak, ratusan warga biasanya mengiringi rombongan ini, layaknya mengiringi pasangan pengantin sebenarnya.
Untuk memeriahkan suasana dan membangunkan sahur warga, maka dibunyikan musik bernuansakan islami, juga diiringi tingkah alat musik yang dibunyikan peserta rombongan pengantin ini. Rombongan ini akan terus berkeliling desa, sampai warga semuanya bangun untuk melaksanakan sahur atau sekitar pukul 03.00 WIB.
Para Pengantin Sahur ini akan menjadi perhatian dan hiburan bagi warga yang berdiri di depan rumah mereka untuk menyaksikan rombongan Pengantin Sahur ini melintas.
"Malam ini kita miliki lima pasang Pengantin Sahur dari masing-masing Rukun Tetangga ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Ini merupakan tradisi yang perlu mendapatkan perhatian Pemerintah Kabupaten Inhil,” sebutnya lagi.
Sebagai salah satu seni budaya khas daerah, hal ini menurutnya harus terus dipelihara dan dikembangkan, sehingga menjadi aset kesenian dan budaya daerah.
“Kegitan ini dilaksanakan bisanya pada minggu kedua bulan suci ramadhan ini,” tandasnya.
Sementara itu, Irfan yang menjadi mempelai wanita merasa senang walaupun harus mengenakan pakaian pengantin wanita
"Senang, dan ini baru pertama kali," sebutnya singkat sembar meladeni masyarakat yang meminta untuk berfoto. (pandanginhil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar