Pengantin Sahur, Tradisi Unik Masyarakat Inhil
TEMBILAHAN HULU - Sangat unik
tradisi yang dimiliki warga Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu,
Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) untuk membangunkan masyarakat
setempat untuk sahur. Tradisi yang mereka miliki disebut Pengantin Sahur
yang hingga saat ini masih bertahan.
Dari cerita warga setempat, tradisi ini diperkirakan telah
berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Tradisi ini saban tahun selalu
ditunggu-tunggu warga, karena hanya digelar pada saat membangunkan sahur
di bulan Ramadan.
“Tradisi Pengantin Sahur ini telah dilakukan sejak dulu dan
hanya ada pada bulan Ramadan, untuk membangunkan warga yang akan
bersahur,” ungkap Ketua Pemuda Desa Pulau Palas, Harianto. Minggu
(28/6/2015).
Yang menjadi pengantin dalam kegiatan ini adalah dua orang
pria yang bersedia dirias layaknya pengantin asli dengan mengenakan
lengkap pakaian pengantinnya. Uniknya, pengantin ‘wanita’ nya seperti
asli, padahal yang dirias itu adalah seorang pria.
Untuk mengadakan kegiatan ini memerlukan dana lumayan
besar, karena harus menyewa pakaian pengantin dan biaya membeli premium
untuk menghidupkan genset dan keperluan peralatan pendukung lainnya.
Maka, warga biasanya secara patungan menyediakan dana bagi
berlangsungnya kegiatan tersebut.
Pada pukul 01.00 WIB dinihari pasangan pengantin ini
diarak, ratusan warga biasanya mengiringi rombongan ini, layaknya
mengiringi pasangan pengantin sebenarnya.
Untuk memeriahkan suasana dan membangunkan sahur warga,
maka dibunyikan musik bernuansakan islami, juga diiringi tingkah alat
musik yang dibunyikan peserta rombongan pengantin ini. Rombongan ini
akan terus berkeliling desa, sampai warga semuanya bangun untuk
melaksanakan sahur atau sekitar pukul 03.00 WIB.
Para Pengantin Sahur ini akan menjadi perhatian dan hiburan
bagi warga yang berdiri di depan rumah mereka untuk menyaksikan
rombongan Pengantin Sahur ini melintas.
"Malam ini kita miliki lima pasang Pengantin Sahur dari
masing-masing Rukun Tetangga ini telah berlangsung sejak puluhan tahun
lalu. Ini merupakan tradisi yang perlu mendapatkan perhatian Pemerintah
Kabupaten Inhil,” sebutnya lagi.
Sebagai salah satu seni budaya khas daerah, hal ini
menurutnya harus terus dipelihara dan dikembangkan, sehingga menjadi
aset kesenian dan budaya daerah.
“Kegitan ini dilaksanakan bisanya pada minggu kedua bulan suci ramadhan ini,” tandasnya.
Sementara itu, Irfan yang menjadi mempelai wanita merasa senang walaupun harus mengenakan pakaian pengantin wanita
"Senang, dan ini baru pertama kali," sebutnya singkat sembar meladeni masyarakat yang meminta untuk berfoto. (pandanginhil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar