Kamis, 23 Juli 2015

KITAB "SYAIR IBARAT', Karangan : Syeikh Abdurrahman Siddiq Al Indragiri :

KITAB "SYAIR IBARAT', Karangan : Syeikh Abdurrahman Siddiq Al Indragiri :
(2)
Jangan memikirkan hamper dan jauh, Ajal kita tidak bertangguh
Umpama berlayar tiada bersauh, Sudah terlingkar baharulah kokoh
Angan-angan jangan terlalu panjang, Kasihkan dunia bukan kepalang
Diri kita tiadakan saying, Di mahsyar titian halus terbentang
Beberapa wasiat Nabi Muhammad, Dari pada sangat kasihkan umat
Memeliharakan jangan kerja maksiat, Supaya gemar membuat ta’at
Ingatkan apalah dirimu, Asalkan tanah kejadiannu



Kemana gerangan pulang pergimu, Di bumi mana tempat matimu
Kehilangan harta sangat engkau ingat, Nyawamu hilang tiada kamu ingat
Sangatlah bebal kita nan umat, Melainkan memohon ampun dan rahmat
Kekurangan harta sangat kesakitan, Jual dan beli yang difikirkan
Makan pagi dikira-kirakan, Umur berkurang tiada diingatkan
Hai sekalian orang yang berakal, Tuntutlah ilmu kerjakan amal
Akhirat sungguh dikatakan kekal, Di dunia juga mencari bekal
Hawa nafsumu jangan diikuti, Dicabuli syetan membawa hanyut
Rahmat Allah itupun luput, Ke dalam neraka gemetar takut
Menuntut dunia sangatlah mabuk, Tamakkan dunia menjadi kutuk
Di dalan akhirat ke neraka masuk, di makan api hancur dan remuk
Menuntut harta supaya banyak, Disangkanya dunia tiada rusak
Di akhirat engkau dapat tempalak
Adapun akan nafsu yang jahat, Bahagian diri sudah tersurat
Jikalau jatuh pada maksiat, Hendaklah segera berbuat taubat
Hawa nafsu itu terlalu bohong, Harus yang di rasa hendak di songsong
Lautannya luas ombak menggulung, Dimanakh engkau mendapat untung
Duduk di dunia negeri yang hilang, Lupalah akan dirinya seorang
Sehari-hari umur berkurang, Tiada mencari bekalmu pulang
Di sangka kekal hidupmu awing, Di akhirat jauh engkau terbuang
Ilmu dan amal tiada di bilang, Di antara kubur siksanya datang
Dunia nan laut yang maha dalam, Banyaklah di sana rusak dan karam
Mengasihkan dunia jahil dan tamam, Di akhirat habis lebur tenggelam
Pelayaranmu itu terlalu jauh, Suatu bekal belum di taruh
Ombaknya besar angin mengguruh, di rantau luhud tempat berlabuh
Rantau luhud ombaknya garang, Haluannya itu mengikut pasang
Soal munkar kesana dating, Memeriksa tauhid berulang-ulang
Di dalam kubur tidur seorang, di kapih bumi malam dan siang
Menangislah ia hendak pulang, Mengerjakan taubat zikir sembahyang
Kelebihan dunia yaitu akal, Akan menuntut ilmu dan amal
Sembahyang puasa Fardlu yang afdhal, Hadist dan ayat jangan di tinggal
Ayo hai tuan kenali dirimu, Kemana perginya muda kuatmu
Butakah sudah kedua matamu, Lihatlah yang dielu dari padamu

ULAMA INDRAGIRI SYEH ABDURRAHMAN SIDDIQ AL BANJARI





~  SYEH ABDURRAHMAN SIDDIQ AL BANJARI  ~
Syeh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari.
(lahir di Dalam Pagar, Hindia Belanda tahun 1857 – meninggal di Sapat, Indragiri Hilir, 10 Maret 1930 pada umur 72 tahun) adalah seorang ulama dari etnis Banjar yang dikenal karena beliau rajin menulis buku-buku agama mengenai Islam. Semasa mudanya, Abdurrahman banyak menulis buku-buku agama, sejarah dan sastra. Ia dikenal dimana-mana bahkan sampai di Mekkah karena ia juga menjadi guru agama. Muridnya tersebar sampai ke Singapura, Malaysia dan Kalimantan.
Syeh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad ‘Afif dikenal sebagai Pujangga dan Sastrawan yang semasa hidupnya mengarang sejumlah buku sasta dan agama. Tuan guru Syeh Abdurrahman, demikian panggilan hormat beliau telah menulis karyanya berupa kumpulan puisi berjudul “Syair Ibarat Kabar Kiamat” yang diterbitkan oleh Ahmadiyah Press Singapura Tahun 1915. Beberapa syair sangat kritis dalam nuansa religius.
Ia diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri 1919-1939 berkedudukan di Rengat dan mengabdikan diri di Kerajaan Indragiri.
Karya-karya tulis beliau antara lain :
  • Fathu al’Alim fi Tartib al Ta’lim, diterbitkan di Singapura, Matba’ah Ahmadiah, 1322 H
  • Risalah ‘Amal Ma’rifah, diterbitkan di Singapura : Matba’ah Ahmadiah, 1322 H
  • Majmu’ al Ayah wa al Hadist fi fada-il al ilmi wa al ‘ulama wa al Muta’allimin wa al Mustami’in, Singapura : Matba’ah Ahmadiah, 1355 H
  • Kitab Asrar al Salat min Uddat al Kutub al Mu’tamadah, selesai ditulis tahun 1334 H/1915 M, diterbitkan di Singapura: Matba’ah Ahmadiah, 1931 M
  • Risalah Sejarah Arsyadiah, Singapura : Matba’ah Ahmadiah, 1354 H
  • Tazkirah li Nafsi wa li Amtsali, Singapura : Matba’ah Ahmadiah, 1354 H
  • Kitab al Fara-id, Singapura: Matba’al Ikhwan, 1338 H
  • Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar, Singapura: Matba’ah Ahmadiah, 1355 H
  • Bay’u al Hayawan li al Kafirin, Singapura: Matba’ah Ahmadiah, 1355 H
  • Aqaid al Iman, selesai ditulis 1919 M. diterbitkan di Banjarmasin, 1984 M
  • Syair Ibarat Khabar Kiamat, Pertama kali dicetak di Singapura oleh Matba’ah Ahmadiah, tahun 1344. Sebelumnya pada tanggal 1 Juli 1915 M/1344 H. Kitab ini telah di registrasi oleh Pemerintah Inggris di Singapura.
Masjid
Peninggalan Syeh Abdurrahman yang terkenal adalah Masjid yang dibangunnya sendiri pada tahun 1927. Masjid ini berarsitektur khas pada atap dan berada 200 meter dari makamnya.